Thursday, October 14, 2021

RI Kembali Surplus USD 4,37 Miliar

JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia September 2021 mengalami surplus sebesar USD 4,37 miliar. Tambahan ini berasal dari sektor nonmigas USD 5,30 miliar dan di sektor migas terjadi defisit USD 0,93 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia pada September 2021 naik sebesar 47,64 persen menjadi USD 20,60 miliar secara tahunan. Sedangkan nilai impor sebesar USD 16,23 miliar atau naik 40,31 persen dibandingkan September 2020.

Menurutnya, komoditas nonmigas menyumbang surplus terbesar yakni lemak dan hewan minyak nabati (HS15) dengan nilai ekspor USD 2,8 miliar, bahan bakar mineral HS (27) dengan nilai ekspor USD 3,09 miliar, serta besi dan baja (HS 72) dengan nilai ekspor US$ 2,04 miliar.

“Surplus ini sangat tinggi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Misalkan pada periode yang sama di tahun 2020 ya surplus kita hanya tercatat USD 13,35 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/10).

Margo memaparkan, surplus terbesar dialami dengan mitra dagang Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina. Nilai surplus dengan AS mencapai USD 1,5 miliar dimana nilai ekspor USD 2,3 miliar dan impor USD 761,6 miliar. Adapun komoditas penyumbang surplus yaitu berasal dari pakaian dan aksesorisnya.

Kemudian, nilai surplus dengan India sebesar USD 718,6 juta, dengan nilai ekspor USD 1,2 miliar dan impor mencapai USD 515 miliar. Komoditas yang menyimbang angka surplus yaitu bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewan nabati.

Lalu, surplus dengan mitra dagang Filipina mencapai USD 713,9 juta, dimana nilai ekspor mencapai USD 812,1 juta dan impor USD 98,2 juta. Penyumbang surplus Filipina karena komoditas bahan bakar mineral serta komoditas kendaraan.

“Secara kumulatif dari Januari sampai September 2021 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 25,07 miliar. Nilai ekspor secara kumulatif mencapai USD 164 miliar dan impor mencapai USD 139 miliar,” pungkasnya.

Monday, July 19, 2021

Inflasi masih rendah, BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuan

KONTAN.CO.ID - 
JAKARTA. Para ekonom memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) di level 3,5% pada Juli-2021.  

“Pada Kamis (22/7), Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) mengenai arah dan kebijakan moneter ke depannya. Kami perkirakan BI akan mempertahankan BI7-DRRR pada 3,50%,” kata Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede, kepada Kontan.co.id, Senin (19/7).

Sebab, kata Josua, suku bunga acuan BI saat ini masih konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. 

Selama bulan ini, risk-off sentimen menjadi salah satu pendorong pergerakan di pasar global karena varian virus Covid-19, yang dikhawatirkan menghambat pemulihan ekonomi global.

Sejalan dengan hal itu, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga mengatakan BI masih perlu menjaga stabilitas rupiah seiring menguatnya dolar AS akibat pemulihan ekonomi Amerika Serikat yangg semakin solid.

Baca Juga: Jelang RDG BI, rupiah berpotensi stabil cenderung menguat

“View BI7-DRRR kami masih flat di 3,50%. Selain itu juga alasannya sebagai dukungan pemulihan ekonomi domestik di tengah risiko perlambatan pemulihan akibat second wave Covid-19 Indonesia. Selain itu periode di kuartal III-2021 secara musiman juga masih ada potensi aliran keluar terkait pembayaran utang serta dividen dan kupon,” ujar Faisal.

Di sisi lain, Josua mengatakan kebijakan moneter yang akomodatif masih akan dipertahankan mengingat tekanan inflasi per Juni-2021 yang masih relatif rendah sebesar 1,33% yoy. 

Sisi permintaan pun belum pulih sepenuhnya, terutama akibat PPKM Darurat, sehingga pengetatan kebijakan kebijakan moneter belum akan diimplementasikan pada tahun ini.

“Dari pertimbangan tersebut, diperkirakan BI akan melanjutkan kebijakan akomodatif melalui kebijakan makroprudensial, pendalaman pasar keuangan dan sistem pembayaran agar dapat mendukung pemuluhan ekonomi Indonesia” tandasnya. 

Selanjutnya: Dorong pemulihan ekonomi, BI tetapkan enam langkah kebijakan